Budaya Merisak (Bullying)

pita hitam 1

Konon katanya orang Indonesia ini penuh kasih

Gampang memaafkan

Hidup damai dengan sesama

Menyelesaikan setiap permasalahan secara kekeluargaan

 

Tapi hari-hari belakangan ini

Semua cerita di atas sudah kadaluarsa

Telah berganti seperti musim

 

Welas asih menjadi barang langka

Pengadilan jalanan terjadi dimana-mana.

Tidak perlu tabayun atau klarifikasi.

Langsung pukul dan habisi, bunuh kalau bisa

 

Intimidasi, ancaman, bahkan menghilangkan nyawa sudah makin akrab di kehidupan sehari-hari.

Apakah merisak sudah menjadi budaya kita?

 

Yang tidak sepemikiran diteror

Yang tidak sealiran, diintimidasi

Yang tidak sama pilihan politiknya, dipermalukan

 

Apakah hanya sampai disitu? Tidak.

 

Aparat rajin menangkap pasangan mesum atau kegiatan pornoaksi,

kemudian dipermalukan dengan menggelandangnya tanpa busana

atau menyebar data pribadinya

Apakah ada yang peduli masa depan orang tersebut? Tidak ada.

Karena dia pendosa, dan kita semua orang suci

 

Kita senang dan rajin menyebarkan sampai ke ujung dunia

Seolah hal tersebut adalah tontonan yang sangat menghibur

 

Beberapa tahun lalu, berbondong-bondong teriakkan supaya Ariel dipenjara

Kemudian berbondong-bondong menyambut pada hari pembebasannya

Orang yang sama juga yg histeris mengelu-elukan saat dia bernyanyi

Bangsaku tampaknya mulai sakit

 

Ada lagi yang berbondong-bondong menonton hukuman cambuk

Lelaki perempuan dan anak-anak, antusias mengikuti

“Pukul lebih keras, lebih keras” teriak mereka saat petugas mengayunkan cambuknya

Semua puas menyaksikan pertunjukan itu

Apakah ada yang peduli masa depan orang yang dihukum tersebut?

Tidak ada. Karena dia pendosa, sedangkan yang menonton orang suci

 

Apakah Anda tidak merasa aneh?

 

Bibit itu, iya bibit itu, yang sudah tertanam di dalam hati

Akan sanggup menonton kepala yang menggelinding ke tanah setelah ditimpas pedang tajam sang algojo

Atau mata akan berbinar melihat tubuh kaku karena dihentakkan di tiang gantungan.

Atau ikut mengijak tubuh yang dilemparkan dari atap gedung

 

Apakah Anda merasa ini semua normal adanya?

 

Aku begidik melihat anak bangsa ini

Kemanakah nasib akan membawa Indonesia?

 

 

Jakarta, 27 May 2017

Mery DT

 

*Kutuliskan ini karena keprihatinanku atas banyaknya kejadian kemanusiaan yang luar biasa mengkhawatirkanku akhir-akhir ini. Salah satunya yang ini:

http://www.cbc.ca/radio/asithappens/as-it-happens-friday-edition-1.4132938/reporter-describes-watching-gay-indonesian-couple-being-caned-in-front-of-cheering-crowd-1.4132951

 

 

About Mery DT

Since January 2018 I can't manage this blog because Ministry of Communication and Informatics of Republic Indonesia has banned this blog. I am using Three Network as internet connection provider, and it doesn't allow me to visit my sites. I knew, it must be related with my content of blog, especially advocation for sexual orientation. F*ck Indonesian free speech or free writing or free of thoughts. I only can open this blog until my stat page. I see several visitor from Indonesia in my stat. So I have to find out what provider that they use so I can continue to manage this site.
This entry was posted in Negeriku & Politik, Poem and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment